10. Gempa Aleppo (230.000 korban tewas)
Yang terkena dampak paling parahnya adalah wilayah Harim, dimana para Crusaders disitu membangun sebuah benteng yang besar. Berbagai sumber menyebutkan bahwa istana di situ hancur beserta rumah-rumah ibadatnya. Kubu pertahanan Atharib, yang kemudian diduduki kaum Muslim, turut hancur. Benteng pun juga rubuh dan menewaskan 600 penjaga istana, meski gubernur dan beberapa pelayannya selamat dan mengungsi ke Mosul.
9. Gempa Bumi dan Tsunami di Sumatra (korban tewas 230.000)
8. Jebolnya Bendungan Banqiao, Cina (korban tewas 231.000)
Setelah akhirnya jebol, gelombang besar menyapu area di bawahnya dengan tinggi gelombang mencapai 3-7 meter dengan kecepatan 51 kilometer pe jam. Gelombang ini menyapu area hampir sepanjang 55 kilometer dan menciptakan danau besar sementara seluas 12.000 km persegi. Evakuasi berjalan sangat lambat dikarenakan kondisi cuca dan buruknya komunikasi.
7. Gempa Bumi Tangshan (242.000 tewas)
Pemerintah RRC menolak bantuan dunia internasional dan dikritik karena lambatnya penanganan. Keadaan ini turut menyumbang terjadinya perubahan politis hingga pada akhirnya mengakhiri revolusi budaya bangsa Cina yang tertutup.
6. Banjir Kaifeng - 1642, Cina (Korban tewas: 300)
Kaifeng, sebuah kota di provinsi Henan bagian utara, RRC, berlokasi di sepanjang tepian selatan Yellow River dihantam banjir dahsyat yang di sengaja dibuat oleh pasukan Kaisar Ming untuk mencegahnya di ambil alih oleh petani pemberontak pimpinan Li Zicheng. Setengah dari 600.000 ribu penduduk Kaifeng tewas akibat tersapu banjir dan juga karena kelaparan dan wabah penyakit yang menyertainya. Peristiwa ini tercatat merupakan sebuah strategi perang paling mematikan dalam sejarah (termasuk dalam genocide sistematis) dan kedua terbesar menelan korban manusia pada masanya.
Banjir ini juga mengakhiri masa emas kaum Yahudi yang dikatakan pernah mendiami Cina antara tahun 1300 hingga 1642. Menjelang bencana banjir ini populasi Yahudi di Cina sudah mencapai 5000, kebanyakan di Kaifeng.
5. Topan India - 1839, India (Korban tewas: 300,000+)
Tahun 1839, gelombang pasang setinggi 40 kaki yang disebabkan oleh topan dahsyat menyapu kota pelabuhan di Coringa mengakibatkan setidaknya 20.000 rumah hancur dan 300.000 orang tewas. Ini bukan bencana pertama yang terjadi di Coringa: tahun 1789 terjadi tiga kali gelombang pasang yang juga disebabkan oleh topan dan menghancurkan kota di mulut sungai Ganga itu serta menenggelamkan hampir semua kapal-kapal dan mengakibatkan tewasnya 20.000 orang.
4. Gempa Bumi Shaanxi - 1556, Cina (Korban tewas: 830.000)
Musim panas di tahun 1556, terjadi gempa bumi Shaanxi atau gempa bumi Hua County, dan merupakan gempa paling mematikan yang pernah dicatat dan menimbulkan korban tidak kurang dari 830.000 jiwa. Lebih dari 97 wilayah di Provinsi Shaanxi, Henan, Gansu, Hebei, Shandong, Hubei, Hunan, Jiangsu dan Anhui merasakan akibatnya. Di beberapa wilayah tersebut bahkan kehilangan 60 persen pupulasinya. Kebanyakan dari korban tinggal di "yaodong", gua-gua tinggal buatan yang runtuh akibat bencana. Gempa ini tercatat berkekuatan 8,3 skala Richter dan merupakan gempa kelima terdahsyat dilihat dari kekuatannya, meski dilihat dari jumlah korbannya merupakan gempa bumi yang paling mematikan.
Dikatakan gempa ini menyebabkan gunung-gunung dan sungai-sungai berubah posisinya, jalan-jalan hancur, dataran yang menyembul keluar membentuk bukit baru, atau dataran yang ambles membentuk lembah. Rumah-rumah, tempat-tempat peribadatan dan batas-batas kota runtuh seketika.
3. Topan Bhola - 1970, Bangladesh [Korban Jiwa: 500.000 - 1.000.000]
Topan ini mulai berubah menjadi badai tropis yang ganas pada 11 November dan mulai berbelok ke timur laut saat mendekati ujung teluk. Badai ini bergerak hingga kecepatan 185 km/jam dan menyebabkan hancurnya garis pantai Pakistan Timur dalam semalam tanggal 12 November dibarengi oleh naiknya gelombang pasang.
2. Banjir Sungai Kuning (Yellow River) - 1887, Cina [Korban Jiwa: 900.000 - 2.000.000]
Yelow River (Huang He) di Cina ssat itu menjadi rawan banjir akibat perluasan besar-besaran wilayah daratan di sekitarnya. Tahun 1887 Yellow River meluap dahsyat dan membanjiri wilayah-wilayah tersebut dan mengakibatkan tewasnya antara 900.000 hingga 2.000.000 orang. Bencana alalm ini tercatat sebagai salah satu yang paling mematikan yang pernah terjadi di muka bumi. Selama berabad-abad, para petani yang tinggal di sekitar Yellow River telah membuat bendungan-bendungan untuk menampung luapan air yang disebabkan akumulasi endapan di dasar sungai. Pada thaun 1887, naiknya air laut dan hujan deras yang berlangsung terus menerus selama berhari-hari menyebabkan bendungan-benfungan itu meluap menimbulkan banjir besar dimana-mana. Air bah dari Yellow River diperkirakan menghantam melalui bendungan-bendungan di Huanyankou, dekat kota Zhengshou di provinsi Henan.
Karena datarannya yang relatif rendah, banjir ini menyebar cepat menyeberang ke Cina bagian utara, melubgkupi area seluas 50.000 mil persegi, menyapu daerah-daerah pertanian dan pusat-pusat bisnis. Setelah banjir, dua juta orang kehilangan tempat tinggalnya. Wabah penyakit dan minimnya persediaan bahan pokok ikut menambah banyak daftar korban tewas.
1. Banjir Yellow River - 1931, Cina [Korban tewas: 1.000.000 - 4.000.000]
Bencana banjir di Yellow River (Huang He) tahun 1931 hingga saat ini tercatat sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah umat manusia dan juga dalam abad 20 (jika pandemik yang menyertainya tidak dihitung). Perkiraan jatuhnya korban jiwa adalah sebanyak 1 juta hingga 4 juta nyawa. Kematian dalam jumlah yang luar biasa itu tidak hanya dikarenakan hanyut atau tenggelam disapu banjir, tapi juga akibat wabah penyakit dan kelaparan.
Antara bulan Juli dan November, beberapa wilayah daratan seluas 88.000 km persegi seluruhnya dilanda banjir, dan sekitar 21.000 km persegi lainnya hanya bagian tertentu saja yang disapu banjir. Hingga saat ini Yellow River (SUngai Kuning) di Cina ini sering disebut sebagai "Derita Cina (China's Sorrow) karena telah menelan jutaan korban jiwa manusia akibat banjir.
0 komentar:
Posting Komentar